Kerukunan Antar Umat Beragama Demi Kelangsungan Pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Hasil Wawancara Tokoh Agama (ISlam, Kristen dan Hindu)
Kelas : L1B
Nama Dosen : Andy Gunardi
Kode Dosen : D4539
Anggota Kelompok :
Larasati - 1801428895
Talitha Kanya - 1801437155
Nada Dwina Afifa - 1801434784
Angel Gabrieli P.E. - 1801424972
Paula Irena - 1801434002
Welsen Tionaldo - 1801431271
Reyhan Mahardika - 1801434002
Narita Hilarijanti - 1801426454
Dalam
menyelesaikan tugas ini para anggota kelompok mengalami kesulitan dalam
menemukan titik temu untuk mewawancarai beberapa narasumber terpilih karena
berbeda jadwal kuliah. Oleh karena itu, kami berpencar untuk melakukan
wawancara dan tidak secara bersama-sama mendatangi narasumber. Lalu berikut
adalah daftar pertanyaan dan hasil wawancara yang dilakukan oleh masing0masing
anggota kelompok :
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana pendapat
Narasumber mengenai kerukunan umat beragama secara keseluuruhan di Indonesia?
Dan bagaimana kondisi kerukunan khusunya Agama Narasumber dengan Agama lain di
Indonesia?
2. Dalam ajaran Agama
Narasumber, bagaimanakah kerukunan antar umat beragama diajarkan?
3. Dalam ajaran Agama
Narasumber, bagaimana peran agama dalam mempertahankan kerukunan antar agama di
dunia ini?
4. Menurut pendapat
Narasumber, dari skala 1-10 sudahkan kerukunan antar Agama di Indonesia
tercapai dengan baik? Apa alasannya?
5. Menurut pendapat
Narasumber, bagaimana seharusnya setiap umat menjaga kerukunan antar agama di
dunia ini?
Hasil Wawancara
Narasumber I : Pdm. Alice Maryani - GBI Tanjung Duren
Pewawancara : Paula Irena - 1801434002
1. Menurut saya, sudah cukup lumayan baik. Tidak Se-Ekstrem dulu. Walaupun
sempat ada beberapa sengketa. Untuk hubungan antar umat agama Kristen juga
cukup baik meskipun masalah yang terjadi akan selalu ada, namun itulah
tantangannya.
2. Dalam 1 korintus
1:10-18; 3:9 mengguraikan tentang nasehat kepada jemaat yang realitas hidupnya
pengakuan terhadap golongan masing - masing sebagai suatu tindakan yang
menunjukan keduniawian dan kemanusiaan. Nasehat kepada jemaat dikorintus memberi
gambaran pada suatu konteks kehidupan bangsa dan Negara. Salah satu
ciri khasnya adalah Negara yang majemuk dengan perbedaan yang dimiliki,
bukanlah menjadi suatu alasan atau wadah untuk menciptakan dan melahirkan satu
perpecahan dalam kehidupan beragama dengan cara saling mempersalahkan atau
menggangap bawah agama yang diyakininya yang paling benar sementara
agama lain adalah salah, tetapi hendaklah keberagamaan atau perbedaan yang ada
dipahami sebagai suatu anugerah dalam mewujudnyatakan serta menyampaikan kabar
keselamatan dan karya-NYA dalam dunia. Dengan demikian ada keseimbangan antara
kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah yang dilihat sangat bergantung
pada pemahaman dan penataan yang benar mengenai hubungan antar agama dan negara
dimana inrelasi antara agama dan negara dirumuskan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan kedua - duanya melaksanakan fungsi mereka masing - masing
seoptimalnya. Jadi orientasi yang seharusnya dipegang baik oleh agama dan
Negara dalam membina kerukunan antar umat beragama adalah bagaimana melayani
TUHAN dan bagaimana melayani umat sebaik - baiknya.
3. Menurut saya, Agama
adalah salah satu faktor utama alasan seseorang untuk menjalani setiap
keputusan dalam hidupnya. Oleh karena itu, Agama menjadi sangat penting untuk
setiap orang dalam menjalankan kehidupannya. Dalam menjaga persatuan antar umat
beragama di Dunia ini, agama dari setiap orang menjadi pemandu dalam
kehidupannya, dalam menjalani kehidupan di dunia ini..
4. Memang, Belum sepenuhnya
tercapai kerukunan antar umat beragama di Indonesia, namun pada kenyataannya
kerukunan antar umat beragama di Indonesia sudah sangatlah baik dan terjaga
dengan baik. Saya akan memberikan nilai 7 untuk kerukunan antar umat beragama
di Indonesia.
5. Dalam ajaran Kristen
perlu diingat bahwa :
·
Setiap gereja harus sadar bahwa Tuhan datang tidak membawa aliran dan
gedeja namun membawa sebuah peringatan untuk saling menghargai satu sama lain
·
Semua gembala harus memiliki hati yang ikhlas ketika jemaatnya berpindah ke
gereja lain
·
Hamba Tuhan harus menyadari bahwa jabatan atau posisi bukan poin
utama(hal ini selalu menjadi top rank dalam masalah antar umat)
·
Kembali lagi ke panggilan awal, kembali lagi ke kasih mula-mula ketika kita
memilih untuk memeluk agama Kristen.
Narasumber II : Abdul Rizky – Masjid Darussalam Syahdan Kampus BINUS
University
Pewawancara : Nada D. Afifa - 1801434784 ,Talitha Kanya - 1801437155 dan
Angel Gabriely Pinkan Enoch 1801424972
1. Menurut saya, di
Indonesia sudah baik hubungan antar umat beragama. Melihat banyaknya keragaman
agama dan budaya di Indonesia dan kondisi yang ada saat ini maka dapat
disimpulkan bahwa kondisi kerukunan antar umat beragama sudah baik. Meskipun
Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, namun tidak menjadikan Islam
superior dan mendeskriminasi umat agama lain. Dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa konflik agama di Indonesia namun tetap pada mayoritasnya keberagaman
agama di Indonesia masih tergolong rukun.
2. Kerukunan umat beragama
dalam Islam telah dijelaskan bahwa Rasulullah sangat menghormati orang-orang
Nasrani, orang-orang Yahudi dan mereka bisa hidup rukun ketika tidak ada
peperangan maka Islam itu harus melindung, Islam sebagai “Rahmatan lil
alamain” yaitu memberi rahmat memberi kasih sayang kepada semua
kelompok manusia bhaik itu dari segi kelompok agama maupun kelompok suku. Jadi,
toleransi umat beragama dalam Islam itu wajib ketika hubungannya dengan
hubungan kemanusiaan. Jika tidak dalam hal aqidah ataupun
ibadah maka umat Islam harus bertoleransi antar sesamanya. Diterangkan dalam
hadits Rasulullah juga sebagai pendukung jawaban ini bahwa orang Islam akan
diberikan hukuman yang setimpal apabila berlaku dzalim kepada
sesama manusia baik sesama muslim maupun bukan. Saya rasa juga setiap agama
tidak hanya di Islam saja akan mengajarkan toleransi untuk setiap umatnya.
3. Saya rasa, dalam setiap
ajaran agama manapun akan sama bahwa menghormati dan menjaga hubungan baik
antar sesamanya adalah hal yang wajib dilakukan oleh setiap umat. Dalam agama
Islam sendiri terdapat istilah “Hablum Minan Nas” yaitu
tuntutan atau ajaran umat Islam untuk menjaga hubungan yang baik antar sesama
manusia.
4. InshaaAllah kerukunan di
Indonesia sudah tercapai dengan baik meskipun terdapat konflik skala kecil
dibandingkan negara lain. Ketika agama menjadi minoritas di negara lain,
biasanya akan menimbulkan konflik yang besar, namun di Indonesia saya rasa
masih dalam batasan normal dan bentrok yang sedikit. Konflik-konflik kecil yang
terjadi di Indonesia saya rasa juga wajar karena sifat manusia pada dasarnya
cenderung kepada emosinya saja. Saya rasa setiap orang-orang di Indonesia
ketika mempelajari agamanya dengan baik maka akan timbul kedamaian antar umat
beragama. Saya akan meberikan nilai 7.5 untuk kerukunan antar umat beragama di
Indonesia.
5. Untuk versi Islam,
seharusnya setiap umat islam itu harus Ngaji. Bukan hanya sekedar membaca
Al-Quran namun juga mengamalkan setiap nilai yang terkandung didalamnya. Saya
rasa juga untuk setiap umat agama alin akan mengajarkan hal yang sama karena
pada dasarnya jika seseorang mempelajari agamanya dengan baik, maka akan
terciptanya hubungan yang rukun diantara sesamanya.
Narasumber III : I Gede Mahendra Wijaya - Pura Agung Parahyangan
Jagakarta, Gunung Salak, Bogor
Pewawancara : Larasati - 1801428895
Wawancara ini dilakukan via email karena narasumber memiliki kesibukan yang sulit menemukan waktu untuk bertemu secara langsung. Untuk kebutuhan informasi mengenai kebenaran wawancara dapat menghubungi langsung narasumber di email : gedemahendrawijaya@gmail.com
1. Secara keseluruhan
kerukunan umat beragama di Indonesia dapat dikategorikan aman, dimana hampir
sebagian besar masyarakat atau warga negara diberikan kebebasan untuk beribadah
di rumah ibadah sesuai dengan agama yang dijalankannya. Indonesia merupakan
salah satu negara dengan tingkat heterogenitas yang sangat tinggi. Kita
menyadari bahwa Indonesia sebagai suatu negara yang besar terdiri atas
beranekaragam suku, agama, dan budaya (Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa).
Keragaman ini merupakan potensi pemersatu sekaligus sebagai potensi konflik di
dalam masyarakat. Hal itu merupakan faktor yang sangat rawan bagi tumbuhnya
disintegrasi bangsa, apabila kurang waspada menyikapinya akan timbul bentrokan
antara sesama suku, agama, ras, dan antar golongan sehingga akan menimbulkan
perpecahan yang sangat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa. Secara spesifik, kondisi
kerukukan agama Hindu dengan agama lainnya di Indonesia sangatlah baik. Karena
pada dasarnya, ajaran Hindu mengajarkan toleransi yang kuat terhadap umat
pemeluk agama lain. Sehingga sangat kecil kemungkinan terjadi permasalahan atau
konflik atas dasar kepentingan agama antara agama Hindu dengan pemeluk agama
lainnya.
2. Weda (Kitab Suci agama
Hindu) diajarkan mengenai kerukukan hidup dengan dasar :
·
Tri Hita Karana, tiga penyebab
kebahagiaan, yaitu 1) Membina hubungan yang harmonis antara manusia dengan
Tuhan YME (Parahyangan), 2) Membina hubungan harmonis anatara manusia dengan
manusia tanpa membedakan asal usul, ras, suku, agama, dan kebangsaan
(Pawongan), dan 3) Membina hubungan harmonis antara manusia dengan alam
lingkungan (Palemahan)
·
Tri Kaya Parisudha, Tiga Perilaku yang
harus disucikan, yaitu 1) Manacika Parisudha, mensucikan pikiran, 2) Wacika
Parsiduha, mensucikan ucapan, dan 3) Kayika Parisudha, mensucikan perbuatan.
·
Catur Paramita, terdiri dari empat
pedoman, yaitu 1) Maitri, mengembangkan rasa kasih sayang, 2) Mudhita, membuat
orang simpati, 3) Karuna, suka menolong, dan 4) Upeksa mewujudkan keserasian,
keselarasan, kerukunan, dan keseimbangan.
·
Tat Twam Asi, Aku adalah kamu dan
kamu adalah aku.
Dalam Weda disebutkan bahwa cara membina
kerukunan adalah dengan saling memberikan hal-hal yang positif. Memberi apa?
Memberi cinta yang tulus kepada sesama, memberi kasih sayang kepada orang lain,
memberi senyuman kepada sahabat, memberi maaf, memberi sedekah atau dana punia
kepada fakir miskin dan tempat ibadah. Dalam sloka Weda tersirat bahwa “
Moksartham Jagadhita Ya Caiti Dharma” hidup berbahagia di dunia dan akhirat.
Hidup bahagia di dunia hanya mungkin dicapai dengan kerukukan dan toleransi
yang tinggi terhadap sesama, dan hidup bahagia di akhirat hanya dapat dicapai
bila kita telah dapat berdamai dengan diri kita sendiri. Weda mengajarkan untuk
dapat saling memberikan kebaikan tanpa membeda-bedakan dan tanpa pamrih
ditegakkan dan diamalkan. Dengan saling memberik
kebaikan merupakan kebajikan paling utama. Jadi saling memberi pada hakekatnya
merupakan wujud pencerminan nyata dari “Tat Twam Asi”, kamu adalah aku, dan aku
adalah kamu. Ini merupakan sebuah dasar kesejajaran antar umat manusia dengan
tanpa membeda-bedakan satu sama lainnya. Selain itu di dalam Weda mengajarkan
untuk hidup rukun dan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, hidup rukun dengan
alam lingkungan, serta hidup rukun dengan sesama umat manusia.
3. Agama merupakan salah
satu dasar yang sangat fundamental sebagai cerminan bakta atau penganut atau
pemeluk agamanya. Karena dengan dasar agama yang kuat, maka seharusnya konflik
kepentingan yang berdasarkan atas agama tidak seharusnya terjadi. Karena pada
dasarnya agama tersebut merupakan cara seseorang secara pribadi untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan. Dasar agama yang kuat merupakan pondasi terbaik
dalam menciptakan kerukunan antar agama di dunia. Peningkatan nilai spiritual
secara makro dan mikro akan merefleksikan kualitas iman sebagai landasan moral
yang tangguh dalam menciptakan kerukunan agama.
4. Skala kerukunan di
Indonesia secara keseluruhan adalah bernilai 7. Saya mengkategorikan hal ini
dengan nilai 7 merupakan nilai menengah yang tidak terlalu tinggi, namun tidak
terlalu rendah. Hal ini karena saya melihat bahwa Indonesia dalam kelompok atau
golongan tertentu masih memiliki friksi sosial yang mengaitkan mata rente agama
sebagai sumber konflik atau dasar pembeda.
5. Kerukunan antar umat
beragama berarti bahwa antara pemeluk-pemeluk agama yang berbeda bersedia
secara sadar untuk hidup rukun dan damai. Hidup rukun dan damai dilandasi oleh
toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai kesetaraan
dan bekerjasama dalam kehidupan sosial di masyarakat. Hidup rukun artinya hidup
bersama dalam masyarakat secara damai, saling meghormati dan saling bergotong
royong atau bekerjasama. Karena pada dasarnya manusia ditakdirkan oleh Tuhan
sebagai mahluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan
sesama manusia. Sebagai mahluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan
orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik material, kebutuhan
spiritual, maupun kebutuhan akan rasa aman. Sudah seharusnya cerminan agama
dari setiap pemeluk agama membuka fanatisme buta yang menutup toleransi dan
kerukunan antar umat beragama, membuka pandangan yang lebih luas mengenai
toleransi hidup beragama sesama manusia. Agama bukanlah untuk memisahkan
seseorang dengan orang lain, agama bertujuan untuk menyatukan mereka. Adalah
suatu malapetaka bahwa saat ini agama telah sedemikian terdistorsi sehingga
menjadi penyebab perselisihan dan pembantaian.